Pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia pada tahun 2019 menjadi pembelajaran bagi banyak negara, khususnya di bidang kesehatan. Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023 memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin arah perkembangan negara-negara Asia Tenggara. Kali ini, Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dalam “ASEAN Higher Education Conference (AHEC) 2023: Post COVID Sustainable Health and Industry” gelar diskusi tentang isu-isu perkembangan dunia kesehatan pasca-pandemi COVID-19 pada Rabu (9/8).
Jenjang universitas dipilih sebagai salah satu unit penggerak perubahan karena memegang peran strategis untuk menghasilkan pengembangan teknologi, riset ilmiah, dan tenaga kerja di bidang kesehatan. “Pandemi COVID-19 telah memberikan kita banyak pengalaman, bagaimana menangani penyebaran penyakit mematikan dengan langkah yang cepat dan tepat. Kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa terjadi di masa mendatang. Maka dari itu, penting bagi universitas untuk menghasilkan riset-riset, utamanya untuk menyusun strategi yang bisa mendukung kita agar lebih siap menghadapi tantangan di kesehatan di masa depan,” ucap Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG., Ph.D.
Prof. Ova menambahkan, langkah penting yang harus dilakukan adalah menghasilkan riset yang multidisiplin dan terintergrasi dengan berbagai bidang. “Penanganan pandemi ini tidak bisa hanya dengan melibatkan satu bidang. Harus ditangani dengan tepat dan terintegrasi dengan bidang lainnya. Karena selain bidang kesehatan, penanganan pandemi juga membutuhkan kesiapan infrastruktur yang harus didukung oleh pemerintah. Fakta ini tergambar jelas dari kondisi kemarin, di mana tidak hanya sempat kekurangan tenaga medis, namun juga kekurangan pos-pos isolasi untuk pasien isoman,” tambahnya.
Sejalan dengan pendapat Rektor UGM, Menteri Kesehatan Malaysia, H.E Dr. Zalifa Binti Mustafa juga menyampaikan bagaimana seharusnya tindakan yang diambil setelah pandemi. “COVID-19 telah menewaskan setidaknya 6.9 juta jiwa di dunia, hingga akhirnya vaksin ditemukan dan pandemi mulai mereda. Kerja sama antara bidang kesehatan, masyarakat, dan ekonomi menjadi penentu penanganan pandemi. Bahkan, hal ini membuktikan bagaimana setiap langkah akan memberikan konsekuensi di segala bidang. Tentunya, sangat penting bagi ASEAN untuk mengedepankan pengembangan sektor kesehatan masyarakat melalui kerja sama dan dukungan dari segala pihak,” tutur Zalifa.
Pandemi datang tanpa pernah diperkirakan oleh siapapun, dan memerlukan penanganan yang tepat dalam waktu sesingkat-singkatnya. Inilah yang membuat setiap keputusan memiliki dampak yang besar. Menurut Prof. Chong Yap Sen, Setidaknya terdapat tiga hal yang dapat dipelajari dari penanganan pandemi. “Pertama, manusia adalah mahluk yang beradaptasi dan segala masalah dapat dituntaskan dengan berbagai probabilitas, bahkan yang tidak terduga sekalipun. Kedua, kontrol akan penyebaran informasi itu penting, bagaimana kita memisahkan antara opini dan fakta. Ketiga, cara berpikir kritis sangat diperlukan. Sains harus menjadi poros utama dalam pengambilan keputusan,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran Yong Loo Lin, Universitas Nasional Singapura tersebut.
Pertemuan yang dihadiri perwakilan negara ASEAN tersebut sukses memberikan berbagai pandangan baru mengenai strategi pengembangan kesehatan masyarakat pasca-pandemi. Dukungan dan kerja sama berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Harapannya, langkah ini dapat menjadi penyelamat ketika krisis terjadi lagi di masa depan.
Penulis: Tasya